“
Cyanophyceae (Alga Hijau- Biru) “
( Ordo Hormogonales)
( Ordo Hormogonales)
DI
S
U
S
U
N
U
S
U
N
OLEH :
Kelompok III
1.
Flaviana Claudia
Andayani (14640017)
2.
Rohimah
(14640002)
3.
Megawati
(14640003)
4.
Anjumul
Azhariyah (14640004)
5.
Riyanti Lololuan
(14640006)
FAKULTAS
BAHASA DAN SAINS
PENDIDIKAN
BIOLOGI
UNIVERSITAS
WIJAYA KUSUMA SURABAYA
TAHUN
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
yang berjudul
“ Cyanophyceae (Alga biru) Ordo Hormogonales “ yang mana makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Taksonomi Tumbuhan I.
“ Cyanophyceae (Alga biru) Ordo Hormogonales “ yang mana makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Taksonomi Tumbuhan I.
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini
masih banyak kekurangan-kekurangannya, hal ini disebabkan keterbatasan
pengetahuan, waktu, serta sumber yang kami miliki. Oleh karena itu kritik dan saran yang
sifatnya membangun sangat kami harapkan untuk perbaikan penyusunan selanjutnya.
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Dosen
Mata Kuliah Taksonomi Tumbuhan I Ibu Dra. Marmi, M,Si. Akhirnya kami berharap
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi para pembaca
pada umumnya.
Surabaya, 02 Oktober 2015
Daftar Isi
Kata
Pengantar...................................................................................................................1
Daftar
Isi............................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar
Belakang.............................................................................................................3
1.2.Rumusan
Masalah........................................................................................................4
1.3.Tujuan..........................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
2.1.
Pengertian Ordo Hormonales....................................................................................5
2.2.
Pembagian Famili Hormogonales.............................................................................6
2.3.
Manfaat Ordo Hormogonales...................................................................................17
BAB III PENUTUP
3.1.
Kesimpulan................................................................................................................19
3.2.
Saran..........................................................................................................................20
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
( PENDAHULUAN )
( PENDAHULUAN )
1.1.
Latar Belakang
Cyanophyceae tersebar
diseluruh dunia sebagai masa lendir atau benag-benang halus, hidup dalam air,
dahkan ada yang dalam sumber air panas, sebagian juga dalam tanah yang basah
dan pada kulit pohon-pohon. Ganggang ini merupakan perintis dan menyiapkan
batu-batu atau cadas-cadas untuk tumbuhan-tumbuhan lain yang lebih tinggi.
Beberapa jenis ganggang ini dapat melarut batu kapur. Ada pula diantaranya yang
ikut menyusun Lichenes.
Alga biru
atau ganggang belah atau ganggang lendir, memiliki struktur yang masih
sederhana, bersel tunggah dan atau berbentuk benang. Berwarna biru kehijauan,
bersifat autotrof, inti dan kromotofora tidak ditemukan.
Dinding selnya mengandung pectin,
hemiselulosa, dan selulosa, yang kadang-kadang berupa lender. Pada pinggir
plasmanya terkandung zat warna klorofil-a, karotenoid, san dua macam
kromoprotein yang larut dalam air yaitu fikosianin yang berwarna biru dan
fikoeritrin yang berwarna merah. Oleh sebabitu warna ganggang ini tidak tetap,
kadang-kadang tampak kemerah-merahan dan kadang-kadang pula berwarna
kebiru-biruan. Hal ini berhubungan de ngan proses asimilasi.
Di
tengah-tengah selnya terdapat bagian yang tidak berwarna yang mengandung asam
deoksi-ribonukleat dan asam ribonukleat. Sehingga kedua asam nukleat itu
terkumpul seperti dalam inti sel tumbuhan tinggi. Namun kromosom belum Nampak.
Dalam sel –selnya yang telah tua tampak juga vakuola. Sebagian zat makanan
cadangan ditemukan glikogen dan di samping itu juga butir-butir sianofisin
(lipo-protein) yang letaknya diperiferi, dan volutin.
Cyanophyceae umumnya
tidak bergerak. Diantaranya jenis-jenis yang berbentuk benang dapat mengadakan
gerakan merayap yang meluncur pada alas yang basah. Bulu cambuk tidak ada,
gerakan itu mungkin terjadi karena adanya kontraksi tubuh dan bantu dengan
pembentukan lender. Perkembangbiakan selalu vegetative dengan membelah,
sedangakan peembiakan secara seksual belum ditemukan.
Kelas cyanophyceae di bagi menajadi 3 kelas
yaitu Ordo Croococcales, Ordo Chamaesiphonales dan Ordo Hormogonales. Tapi pada makalah ini kami
akan lebih membahas tentang Ordo Hormogonales.
1.2. Rumusan
Masalah
1. Jelaskan pengertian dari ordo Hormogonales?
2. Sebutkan dan jelaskan Klasifikasi ordo Hormogonales?
3. Sebutkan
manfaat dari ordo Hormogonales ?
1.3.
Tujuan
1.
Mampu membedakan
Klasifikasi Kelas Chyanophyceae (Alga
Hijau-Biru).
2.
Mampu mengetahui
ciri-ciri dari pada Ordo Hormogonales.
3.
Mampu mengetahui
pembagian famili dari Hormogonales.
4.
Mampu mengetahui
ciri-ciri dari pada famili Hormogonales.
5.
Mampu mengetahui
manfaat dari pada Ordo Hormogonales.
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
3.1. Pengertian Ordo Hormogonales.
Sel – selnya merupakan koloni berbentuk benang atau diselubungi suatu
membran. Benang – benang itu melekat pada substratnya, tidak bercabang, jarang
mempunyai percabangan sejati, lebih sering mempunyai percabangan semu. Benang –
benang itu selalu dapat membentuk hormogonium.
Ciri-Ciri Ordo Hormogonales :
1.
Sel merupakan koloni yang berbentuk
benang (filamen).
2.
Mempunyai percabanagan semu dan
jarang mempunyai percabangan sejati.
3.
Benang-benang selalu dapat hormogonium.
Gambar :
Reproduksi Hormogonales
:
·
Pembelahan
Sel.
Sel membelah menjadi 2 yang saling terpisah sehingga membentuk sel – sel tunggal, pada beberapa generasi sel – sel membelah searah dan tidak saling terpisah sehingga membentuk filamen yang terdiri atas deretan mata rantai sel yang disebut trikom.
·
Fragmentasi
Fragmentasi adalah cara memutuskan bagian tubuh tumbuhan yang kemudian membentuk individu baru. Fragmentasi terutama terjadi pada Oscillatoria.
Fragmentasi adalah cara memutuskan bagian tubuh tumbuhan yang kemudian membentuk individu baru. Fragmentasi terutama terjadi pada Oscillatoria.
·
Spora
Pada keadaan yang kurang menguntungkan Cyanobacteria akan membentuk spora yang merupakan sel vegetatif. Spora membesar dan tebal karena penimbunan zat makanan.
Pada keadaan yang kurang menguntungkan Cyanobacteria akan membentuk spora yang merupakan sel vegetatif. Spora membesar dan tebal karena penimbunan zat makanan.
3.2. Ordo Hormogonales dibagi menjadi 5 famili :
1. Famili Oscillatoriaceae
Hidup dalam air atau di atas
tanah yang basah, sel – selnya bulat, merupakan benang – benang dan akhirnya membentuk
koloni yang berlendir. Pada jarak jarak tertentu pada benang – benang itu
terdapat sel – sel yang dindingnya tebal, kehilangan zat warna yang berguna
untuk asimilasi, hingga kelihatan kekuning – kuningan dan dinamakan
heterokista. Heterokista ini dalam keadaan khusus dapat tumbuh menjadi benang
baru tetapi fungsinya belum dikenal dan biasanya lekas mati.
Contoh spesies ini yaitu :
a) Oscillatoria sp.
Trikom dari Oscillatoria sp. berbentuk silindris dan tidak bercabang. Mereka hanya mempunyai satu
membran. Trikom sering berada di massa pelampung atau bagian mengkilap pada
tanah lembab. Selnya pendek dan lebar kecuali untuk sel ujungnya yang mungkin
tertutup dan tipis. Trikom dariOscillatoria sp. menunjukkan pertumbuhan meluncur, rotasi dan gerakan Oscillatori sp. Reproduksi dilakukan oleh hormogonia.
Ø Habitat
Oscillatoria sp.
Menurut Naibaho (2012),
cyanophyta ditemukan hampir di semua habitat, dari samudera ke air tawar sampai
ke batu di tanah. Kebanyakan cyanophyta ditemukan di air tawar, sedangkan
lainnya tinggal di lautan, terdapat di tanah lembab, atau bahkan kadang-kadang
melembabkan batuan di gurun. Beberapa bersimbiosis dengan lumut kerak, tumbuhan
dan berbagai jenis protista, atau spons serta menyediakan energi bagi inang.
Ciri-ciri
:
· Hidup dalam air atau di atas tanah yang basah,
· Sel - selnya
bulat, merupakan benang - benang dan akhirnya membentuk koloni yang berlendir.
· Pada jarak -
jarak tertentu pada benang - benang itu terdapat sel - sel yang dindingnya
tebal.
· Kehilangan
zat - zat warna yang berguna untuk asimilasi, hingga kelihatan kekuning -
kuningan dan dinamakan heterosista.
· Heterosista
ini dalam keadaan khusus dapat tumbuh menjadi benang baru, tetapi fungsinya
belum dikenal dan biasanya lekas mati.
·
Dapat bergerak
maju mundur disebut sebagai gerak osilasi.
·
Sel
membelah memperpanjang tubuh, sedang pertambahan individu dengan
fragmentasi.
·
Lebar
sel dapat mencapai 6,8 mm.
· Contoh
oscillatoria limosa; oscillatoria princeps.
Gambar :
b) Spirullina sp.
Ganggang ini mengandung
kadar protein yang tinggi sehingga dijadikan sumber makanan. Spirullina mampu
menghasilkan karbohidrat dan senyawa organik lain yang sangat diperlukan oleh
tubuh, juga menghasilkan protein yang cukup tinggi.
Gambar :
c) Mycrocaleus sp.
Berkas
dari trikom kadang – kadang menggulung satu sama lain berada pada membrane yang
sama. Trikom menonjol keluar dari pucuk membran. Dinding terluar dari ujung sel
menebal.
Beberapa
spesies Mycrocaleus sp. hidup pada air tawar, laut dan juga pada pasir yang lembab .
Gambar :
2.Famili
Nostocaceae
Trikom
tidak bercabang dan heterokist dan akinet terdapat pada organisme dewasa.
Heterokist mungkin bersambung atau interkalar.
Gambar :
Contoh spesies ini yaitu:
a) Nostoc sp.
Nostoc sp. lebih umum hidup pada terestrial / sub aerial daripada aquatik.
Persebarannya luas pada tanah alkali dan pada batuan lembab. Agregat gelatin
dari filamen mempunyai jeli. Trikom dikelilingi oleh lapisan tunggal dan pada
organisme dewasa terdapat kumpulan matriks. Sel seperti manik –manik mengalami
pembelahan sel secara rata yang meningkatkan panjang dari bentuk trikom.membran
mungkin kuning tau kecoklatan.
Tubuh Nostoc tersusun atas sel - sel yang berbentuk bola. Hidup di bebatuan
atau di tanah yang lembap. Nostoc menyebabkan bebatuan licin karena adanya
selubung lendir kekuningan atau kecoklatan yang membungkus selnya.
Di antara sel – sel berbentuk bola itu terdapat sel
yang tidak aktif karena sel tersebut mengalami dormansi (tidur). Di dalam sel
tersebut terkandung spora. Ukurannya agak lebih besar dari sel – sel berbentuk
bola. Sel ini disebut akinet. Apabila sel
spora telah masak akan tumbuh membentuk filament baru.
Nostoc, dapat menambat N dari
udara, seringkali bersimbiosis dengan Fungi membentuk Lichenes.
Gambar :
(Nostoc Shepaerodies)
(Nostoc commune)
b)
Anabaena sp.
Sebagian
besar spesies Anabaena sp. bersifat
aquatik dan beberapa bersifat planktonik.trikom dewasa dari Anabaena sp. menghasilkan heterokist dan akinet yang ukurannya berbeda dari sel
vegetatif.
Seperti
halnya Nostoc, Anabaena tersusun atas sel – sel berbentuk bola. Perbedaanya, di
samping mempunyai akinet, juga memiliki heterosista (heterocyst) yang ukurannya berbeda dari sel vegetatif. Heterosista adalah penambat nitrogen. Sebagian besar spesies Anabaena sp. bersifat aquatik dan
beberapa bersifat planktonik. Hidup sebagai
plankton di perairan, ada juga yang bersimbiosis pada tumbuhan seperti ujung
akar pakis haji dan paku air atau Azolla pinata. Paku ini dapat memfiksasi
nitrogen (N2) di udara dan mengubah menjadi amoniak (NH3)
yang tersedia bagi tanaman.
Gambar :
c) Cylindrospermum sp.
Memiliki heterokist yang selalu basal dan
dibawah keadaan normal. Sel yang berbatasan menjadi berpindah kedalam akinet
silindris.
Gambar
:
3. Famili Scytonemataceae
Trikom
disertai membran yang mungkin berwarna. Trikom dicirikan oleh percabangan palsu
tanpa pembelahan sel inisiasi pada bidang yang baru, trikom atau hormogonia
putus atau tumbuh menyambung membran. Contoh spesies ini yaitu : Tolipotrix sp.
Diameter
trikom seragam dan disertai membran yang sempit. Tipe percabangan palsu timbul
dari sekitar
heterokist.
Gambar :
4. Famili Stigonemataceae
Trikom
dari beberapa genera adalah pluriseriata. Trikomnya berbeda dari cyanophyta
lainnya dalam percabangannya yaitu dimulai oleh pembelahan sel pada bagian yang
baru.
Gambar :
Contoh
spesies ini yaitu :
a) Hapalosiphon sp.
Spesies
ini tumbuh pada air yang asam atau netral dan bersifat epifit pada tanaman
aquatik lain.Sel berbentuk pendek silindris. Pada
membran terdapat hialin, hetrokist interkalar dan akinet. Hormogonia biasanya
dari percabangan yang mugkin timbul unilateral atau bilateral
spesies.
Gambar :
b) Stigonema sp.
Hidup pada batuan yang lembab dan
tanah yang lebih banyak terdapat air. Trikom utama pluriseriata, membran tidak
berwarna atau kuning kecoklatan. Pertumbuhan ujung lebih luas dan
percabangannya sama dengan sumbu utama, bentuk sel mugkin bulat atau pipih.
Mereka terlihat disambung oleh untai protoplasmik kasar. Hormogonia dihasilkan
dari ujung percabangan.
Gambar :
5. Famili Rivullariaceae
Trikomnya meruncing dari dasar
sampai apeks atau dari tengah ke arah 2 ujung.
Gambar :
Contoh spesies ini yaitu :
a) Calothrix sp.
Hidup pada air tawar, air laut dan
mungkin melapisi batu – batuan atau menempel pada ganggang dan tanaman aquatik
lainnya. Filamen
meruncing dan tidak bercabang/memiliki percabangan palsu. Percabangan palsu
dapat lepas dari trikom induk. Heterokist biasanya basal dan jika ada akinet
berdekatan dengan heterokist basal.
Gambar :
b)
Rivularia sp.
Rivularia sp. tidak
memiliki akinet. Beberapa spesies dari Rivularia bersifat sub areal pada karang
yang lembab.
Gambar :
3.3.
Manfaat dari beberapa ordo Hormogonales.
·
Nostoc, Perendaman sawah selama musim
hujan mengakibatkan Nostoc tumbuh
subur dan memfiksasi N2 dari udara sehingga dapat membantu
penyediaan nitrogen yang digunakan untuk pertumbuhan padi.
Nostoc, Gleocapas dan Annabaena
merupakan Cyanobacteria yang mampu menangkap nitrogen dari udara bebas (fiksasi
nitrogen) Anabaena azollae bersimbiosis dengan akar sikas atau jaringan paku
air Azolla pinata dalam membantu penyediaan nitrogen. Cyanobacteria melakukan
fiksasi Nitrogen dan mengubahnya dengan ammonia, hal ini menguntungkan petani
karena Azolla pinata dapat menjadi pupuk hijau yang mengandung Nitrogen.
Cyanobacteria berperan penting untuk menambah materi dalam tanah
·
Anabaena azollae, Hidup bersimbiosis dengan Azolla piñata (paku air). Paku ini
mendapat keuntungan berupa amoniak hasil fiksasi nitrogen oleh Anabaena
azollae.
·
Spirullina mengandung protein yang tinggi
sehingga dijadikan sebagai sumber makanan.
Spirulina memiliki
kandungan protein yang tinggi yang memiliki sifat gelling (pembentuk gel). Gelling
tersebut mengakibatkan konsentrasi
kritis gelling terlewati dan diperoleh minyak berupa gel yang tidak dapat
dimurnikan pada proses pemisahan. Dikarenaan kandungan proteinnya lebih
bersifat basa, sehingga tidak terjadi pengendapan. Jadi Spirulina Sp dapat berpotensi sebagai bahan baku pembuatan
biodiesel dari minyak alga, sehingga dapat mengahasilkan yield dan kemurnian
minyak alga yang tinggi.
Selain menghasilakan protein dan
minyak yang digunakan sebagai alternatif bahan biodiesel, Spirulina khususnya dari ekstrak Spirulina platensis mempunyai efek supresi terhadap pertumbuhan
mikroba patogen. Jadi pada mikroba tersebut jenis mikroalga tersebut berpotensi
sebagai penghasil senyawa antimikroba dimana digunakan untuk mengatasi masalah
mikroba patogen padaikan (Vibri harveyi).
Menurut hasil riset, ganggang
hijau-biru ini berkhasiat mengatasi
berbagai masalah kesehatan seperti malnutrisi, menurunnya sistem kekebalan
tubuh, ketidakseimbangan fungsi tubuh, terganggungya sistem metabolisme tubuh. Kandungan yang banyak pada Spirulina (protein
60-70%,
karbohidrat 15-20%, lemak 6-8%, mineral 7-13%, serat
8-30%, air 10%) juga dapat menurunkan
kadar kolesterol darah, baik juga untuk penderita jantung, darah tinggi dan
artheosklerosis. Fungsi karetonoid terutama beta karotin juga dapat
meminimalisir terjadinya kanker.
Ada beberapa manfaat lain dari Spirulina :
1.
Manfaat
spirulina dalam menambah kekebalan tubuh
2.
Manfaat
spirulina dalam meningkatkan kekuatan melawan radiasi.
3.
Manfaat
spirulina dalam membantu penderita diabetes.
4.
Manfaat
spirulina dalam mencegah penyakit pembuluh darah dan jantung.
5.
Manfaat
spirulina dalam merawat kecantikan dan melawan penuaan.
6.
Manfaat
spirulina dalam memenuhi kebutuhan nutrisi anak-anak.
·
Oscillatoria
sp. dimanfaatkan sebagai sel protein sel tunggal (PST) atau Single
Cell Protein (SCP) sebagai produsen primer dan pakan ikan.
BAB III
PRNUTUP
3.1.
Kesimpulan
Ordo Hormogonales dibagi famili :
1. Famili Oscillatoriaceae
2. Famili Nostocaceae
3. Famili Scytonemataceae
4. Famili Stigonemataceae
5. Famili Rivullariaceae
Memiliki
beberapa manfaat antara lain :
·
Nostoc, Perendaman sawah selama musim
hujan mengakibatkan Nostoc tumbuh
subur dan memfiksasi N2 dari udara sehingga dapat membantu
penyediaan nitrogen yang digunakan untuk pertumbuhan padi.
Nostoc, Gleocapas dan Annabaena
merupakan Cyanobacteria yang mampu menangkap nitrogen dari udara bebas (fiksasi
nitrogen) Anabaena azollae bersimbiosis dengan akar sikas atau jaringan paku
air Azolla pinata dalam membantu penyediaan nitrogen. Cyanobacteria melakukan
fiksasi Nitrogen dan mengubahnya dengan ammonia, hal ini menguntungkan petani
karena Azolla pinata dapat menjadi pupuk hijau yang mengandung Nitrogen.
Cyanobacteria berperan penting untuk menambah materi dalam tanah.
·
Anabaena azollae, Hidup bersimbiosis dengan Azolla piñata (paku air). Paku ini
mendapat keuntungan berupa amoniak hasil fiksasi nitrogen oleh Anabaena
azollae.
·
Spirullina mengandung protein yang tinggi
sehingga dijadikan sebagai sumber makanan.
·
Oscillatoria sp. dimanfaatkan sebagai sel protein sel tunggal
(PST) atau Single Cell Protein (SCP) sebagai produsen primer dan pakan ikan.
DAFTAR PUSTAKA
Normatilova,Ferlyn.2013.BangsaHornogonales.http://ferlynlova.blogspot.co.id/2013/05/hormogonales_10.html.
Anonim.2009.Cyanophyceae. http://www-bio-m.blogspot.co.id/2009/12/cyanophyceae.html
tanggal 7 Oktober 2010.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar